Menggugah Kesadaran Berkreativitas



















Dipublikasikan dari Surabayapost, 30 Mei 2010

Judul : The Power of Creativity

Penulis : Peng Kheng Sun

Penerbit : ANDI

Cetakan : I, Maret 2010

Tebal : 132 halaman


Manusia sebagai makhluk paling sempurna di antara makhluk-makhluk lain ciptaan Tuhan bukanlah omong kosong belaka. Salah satu tolok ukur yang dapat diamati adalah dengan menilik kemampuan setiap insan dalam memfungsikan kreatifitasnya yang dimiliki. Kreatifitas yang dimaksud dalam pengertian ini, tentu saja bukanlah anggota badani layaknya mata, telinga, otak, dan lainnya, tetapi lebih merupakan suatu yang abstrak yang muncul dari ‘kekuatan’ atau ‘daya fungsi’ panca indera.

Buku ini, dirancang oleh Peng Kheng Sun, penulisnya, untuk menggugah kesadaran setiap individu agar memanfaatkan semaksimal mungkin potensi-potensi kreatif yang melekat dalam diri. Bagi Kheng Sun, setiap manusia, sejak ia dilahirkan ke muka bumi, sesungguhnya memiliki potensi kreativiatas yang dahsyat. Tetapi sayangnya, potensi yang luar biasa itu dimungkinkan akan berkurang—untuk tidak mengatakan hilang—jika tidak diasah dengan baik.

Dari sana, faktor yang berpengaruh besar terhadap kreativitasnya itu ditentukan oleh lingkungan sekitar; orang tua, tetangga, dan lingkungan alam lainnya. Problem-problem inilah, yang dianalisis oleh Kheng Sun, seraya mendedahkan metode-metode praktis bagaimana mestinya kita mendayafungsikan kreativitas yang kita miliki. Dengan disertai metode penulisan yang sangat cair, lancar, dan bersahaja, buku ini sangat mudah dicerna oleh semua kalangan, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa.

Pada buku setebal 132 halaman ini, titik tolak Kheng Sun, berpangkal pada pengertian-pengertian kreativitas yang sudah lazim diulas oleh banyak para ilmuwan dan pakar intelegensia, seperti Howard Gardner, pencetus teori Multiple Inteligences (kecerdasan majemuk) yang mendefinisikan kreativitas sebagai ability to create added value (kemampuan untuk menciptakan nilai tambah). Ellis Paul menambahkan, bahwa kreativitas, ability to create ideas (kemampuan untuk menciptakan ide). Dan John Adair, penulis buku The Art of Creative Thingking mendefinisikan kreativitas sebagai daya pikir yang memungkinkan seseorang untuk mengadakan sesuatu yang memiliki kegunaan atau arti penting dari sesuatu yang kelihatannya tidak ada. (hlm. 5).

Yang menarik dari keseluruhan uraian Kheng Sun, meskipun pijakan teoritiknya berangkat dari sejumlah definisi-definisi di atas, ia tidaklah mempertahankan secara ketat dalam penerapan-penerapan metodis penulisan. Ia justru bergerak liar dengan menulis pengalaman-pengalamannya sendiri, yang ia tempuh semasa berdikari, baik sejak menjadi mahasiswa Akuntan, dosen, analis kredit bank swasta terkemuka, hingga saat ini menjadi staf administrasi di salah satu perusahaan.

Dengan berdasarkan pada pengalaman-pengalaman empiriknya tersebut, Kheng Sun tampak sangat lihai mencari contoh-contoh kreativitas di sekitarnya, maupun informasi-informasi kesuksesan individu maupun kelompok (lembaga) yang telah dikenal luas. Misalnya, ia mencontohkan perusahaan Starbuck, yang menunjukkan keunggulan kompetitif dari kekuatan kreativitas.

Starbuck telah memenangkan persaingan bisnis kopi karena mampu mengubah minuman kopi yang terkesan remeh menjadi komoditi yang sangat digemari dan meningkatkan gengsi. Konon, meskipun harus membayar lebih mahal, banyak orang merasa bangga dan puas bias menikmati kopi di kedai kopi Starbuck. Ini bukti nyata dari manfaat kreativitas.

Gagasan-gagasan tentang terapi pikiran yang diulas Kheng Sun, mengingatkan kita pada The Secret, karya Rhonda Byrne di satu sisi, dan di sisi lain mirip dengan apa yang pernah pula diulas oleh Nassim Nicholas Taleb dalam The Black Swan, yang menjelaskan segala sesuatu yang dianggap mustahil, tapi bisa saja terjadi.

Bruce Baton, seorang anggota kongres Amerika (1886-1967), pernah berujar, “tidak ada hal menakjubkan yang pernah dicapai kecuali oleh mereka yang berani mempercayai bahwa sesuatu di dalam diri mereka lebih hebat dari keadaan”. Marcus A. Antoninus menambahkan, “kebahagiaan dalam hidup Anda tergantung pada kualitas pikiran Anda”.

Karena itu, inti dari usaha memacu dan memicu kreatifitas yang didakwahkan buku ini pada akhirnya bermuara ke arah kesuksesan, yang sesugguhnya tidak diperoleh lewat berdiam diri tanpa melakukan usaha dan kerja keras. Ia (kesuksesan) tidaklah diturunkan dari langit begitu saja. Untuk mencapai kesuksesan, setiap insan dituntut untuk melewati beragam jalan terjal. Jalan menuju ke arah sukses itulah yang disebut proses, sebuah kinerja hukum alamiah bagi mereka yang meniti karir kehidupan.

Artinya, seseorang yang meniti kehidupan lewat proses panjang tentu saja berbeda dengan mereka yang memperolehnya dengan serba cepat atau instan. Mereka yang melewati proses jelas lebih bermakna dan mempunyai kesan yang berarti dalam hidupnya daripada mereka yang mendapatkannya secara cepat atau instan.

Dengan berkreatifitas—dalam bentuk apapun—Kheng Sun memberikan jalan sekaligus tips supaya kita dapat mengikat sekaligus bisa melakukan suatu perbuatan positif untuk kehidupan yang lebih baik. Ia menyediakan ragam inspirasi, strategi dan konsep tentang bagaimana mestinya kita menjalani hidup dengan mendayafungsikan segala potensi yang kita miliki. Selamat membaca.

*Ali Usman, pustakawan, Magister Agama dan Filsafat UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar