Dilansir dari Koran Jakarta, 12 Oktober 2012
Judul :
BOM: Business Owner Mentality
Penulis : Hendrik Lim
Penerbit : Elex Media Komputindo
Tahun : I, Juni, 2012
Tebal : 506 halaman
Penulis : Hendrik Lim
Penerbit : Elex Media Komputindo
Tahun : I, Juni, 2012
Tebal : 506 halaman
Apakah pembaca termasuk orang yang selalu mengalami kegagalan dalam berbisnis? Ataukah orang yang baru akan merintis dunia usaha? Mungkin juga sebelum terjun langsung ke dunia bisnis, tertarik untuk mengetahui terlebih dulu segala sesuatu yang harus dipersiapkan dan dimiliki calon pengusaha?
Buku ini tidak menguraikan langkah-langkah praktis dalam menjalankan bisnis, tetapi lebih pada cara membangun kekuatan mental berbisnis. Hendrik Lim, penulisnya, merancang model perpaduan mental entrepreneurship yang harus dimiliki seorang pebisnis dalam management leadership perusahaannya.
Hendrik Lim menyebutnya sebagai Business Owner Mentality (BOM). Kesuksesan atau kemakmuran bagi dia layaknya sebuah science. Ia punya kekuatan untuk dipublikasi. Science mengandaikan adanya aturan, a governing law yang menghasilkan pola cetakan tertentu.
Tugas manusia hanyalah berkata pada diri sendiri, "percaya saja!" atau "yakin!", dan melakukan bagian yang harus dikerjakan. Sistem pasti bekerja. Bila hasilnya belum kelihatan secara fisik, jangan gampang patah arang sebab sesungguhnya sedang tercipta realitas spirit. Hanya masalah waktu dia akan menemukan korespondensinya dalam bentuk fisik (halaman 356).
Yang perlu disadari, hasil sebuah aktivitas tidak selalu bisa dinikmati seketika. Ia terkadang membutuhkan proses cukup lama untuk mencapai target. Sama seperti orang mengikuti program fi tness untuk menurunkan berat badan. Dia harus mengikuti standar operasi, misalnya berjalan cepat di atas treadmill satu jam setiap hari akan membakar 600 kalori per hari. Dalam enam bulan, pasti berat badannya turun.
Sistem sudah bekerja dan terbukti. Ini a proven system, seperti sebuah science. Jadi tidak bisa orang yang menjalankan program berharap dengan 1 menit saja dapat membakar 600 kalori. Begitu pula dengan konsep pembentukan mindset entrepreneurship, kemakmuran, tingkat kekayaan, atau kesuksesan. Mereka tercipta dengan analogi yang sama seperti contoh tesebut.
Kalau masyarakat mulai melakukan hal seperti yang diprogramkan dalam fitness dalam tata kelola cara berpikir, dan mengganti pola track pikiran sebelumnya yang tidak terbukti manjur, mereka baru akan melihat perbedaannya enam bulan mendatang.
Masalahnya, banyak orang yang tidak sabar menunggu selama enam bulan. Ketika ia memutuskan menggunakan cara baru, tetapi setelah satu atau dua bulan tidak terlihat hasil signifi kan, ia kembali lagi ke cara lama.
Artinya, mengharapkan enam bulan ada perubahan, tetapi selama itu tidak berbuat apa-apa, masih menjalankan "lagu" lama, ya tidak ada yang baru. Begitu pula andai orang akan mencanangkan program BOM dalam organisasi perusahaan.
Penulis memberi harapan besar, dengan menerapkan BOM, akan lahir corporate culture yang sanggup menggabungkan kekuatan managerial capability dan entrepreneurial spirit sehingga perusahaan menjadi besar. Meski besar, dia tetap lincah, langsing, punya business sense, nonbirokratis, dan penuh inisiatif.
*Ali Usman, pegiat espeje community di Yogyakarta
http://koran-jakarta.com/index.php/detail/view01/102867